Minggu, 24 Mei 2009

Mari memberi warna pada jari


Wah wah partai-partai sudah mulai sibuk kembali. Waktu kampanye legislatif kemarin, aku sering merasa cengar cengir kalau sedang berada di jalan. Partai-partai itu lucu sekali, asyik mengaku - aku " aku pembela rakyat nomor wahid, pelindung anak-anak dan perempuan, berjuang untuk pendidikan, memperbanyak lowongan pekerjaan, berpihak pada ekonomi kerakyatan dengan berakrab-akrab ria sama wong cilik".
Banyak sekali kata-kata ajaib yang keluar pada saat kampanye berlangsung, dan semua itu menyapu mata, menguasai telinga, subhanallah indah sekali. Akankah mereka semeriah itu ketika pemilu usai.
Saya adalah tipe orang yang tidak terlalu memusingkan dunia politik, tapi paling tidak saya punya banyak harapan tentang orang yang akan memimpin seluruh rakyat indonesia ini. Tidak harus sempurna, asal bersih hati dan perbuatan, berhati kokoh, cukup pandai, punya visi dan bisa memimpin?
PR buat kita semua.......................................

Selasa, 05 Mei 2009

TETANGGA


Apa sih yang terlintas dalam pikiran kita, ketika kita mengucapkan kata tetangga? siapa sih tetangga itu, penting nggak sih kita bertetangga. Begitu banyak yang terlintas ketika kita mengucapkan kata tetangga. So, saya pikir perlu juga kita membahas apa makna yang terkandung dalam kata "tetangga". kalau boleh jujur saya orang yang ingin selalu simple, jadi nggak kepengen tuh berbasa-basi dengan tetangga.Tapi berhubung saya sudah mandiri alias sudah tidak ikut orangtua lagi, maka berinteraksi sama tetangga mau tidak mau harus saya lakukan.
Mungkin kata yang tepat adalah toleransi, gampang sih di katakan tapi susah untuk di implementasikan. Bener juga sih yang dikatakan kembaran ku "makanya bun nggak usah terlalu ngumpul-ngumpul sama tetangga". Tapi kapan aku ngumpul-ngumpulnya, kalau masuk pagi, pagi-pagi buta aku sudah jalan dan belum tentu tetangga ku dah pada bangun, paling telat sampai rumah jam 7 malam. Boro-boro mikirin tetangga ngejar waktu biar masih bisa ketemu anak aja susah. Jadi kesimpulan dari kata tetangga apa dong? apa aku harus cuek-cuek aja atau pura-pura akrab, tapi ngedumel di belakang. Hm...... ya nggak lah , terlalu naif kedengarannya. Tapi satu yang bisa aku ambil dari kata tetangga, ya mereka adalah "saudara" terdekat aku, dan oleh karna itu siapa pun dia, dari mana asalnya dan bagaimanapun kelakuannya, mereka tetap mengisi dan memberi warna dalam kehidupan keluargaku. Dan yang paling penting mereka telah memberikan pelajaran memaknai kehidupan ini.